Dalam ketiadaan menunggu.
Cahaya itu memberi warna dalam hidupku.
Tabir-tabir putih yang muncul seiring gelap dalam
kalbu.
Bersinar, terang, meretas dalam otakku.
Mungkinkah tiba-tiba aku luluh, dalam tiap jengkal airmata yang
bernada doa?
Karena kini aku masih buta akan cinta,
Cinta yang dilukis penyair pada keningnya.
Setahuku,
cinta adalah Engkau semata.
Tuhan..
Aku masih memikirkan apa arti cinta sebenarnya.
Antara kesendirian pada setiap kehampaan
Antara resah dan gelisah pada setiap bayang-bayang
Karena..
Bila sekali kusebut cinta
dalam puisi,
Maka puisiku pun lupa pada
dirinya sendiri.
Tak mengerti apa itu jati
diri.
Tuhan..
Sungguh apa bisa kurangkum
ini semua dalam cerita?
Bila segala cerita akan
sampai pada titik akhir abjad-abjad rahasia.
Karena kini aku tumbuh bagai
bunga tanpa aroma
0 komentar:
Posting Komentar